Home » Unlabelled » Awal Menjadi Gigolo
Wednesday, 11 November 2015
Awal Menjadi Gigolo
Namaku Sony, wajahku
lumayan ganteng, tubuh
tinggi dan sexy. Tetapi
keadaan ekonomiku kurang
mencukupi. Makanya aku
pergi ke kota untuk mencari
pekerjaan yang dapat
memenuhi masa depanku.
Pada waktu aku sedang
mencari pekerjaan, kulihat
ada papan iklan di sudut
jalan, "DICARI COWOK DAN
CEWEK UNTUK JADI MODEL.."
Aku tertarik dan langsung
pergi ke tempat yang
ditunjukkan papan iklan itu.
Setelah sampai, kulihat
tempatnya ramai dengan
orang yang ikut mendaftar
menjadi model. Aku langsung
saja masuk ke tempat itu.
Setelah giliranku mendaftar,
aku ditanya sama Mbak yang
mengurus bagian pendaftaran.
Orangnya cantik dan
tubuhnya wuih..
"Namanya siapa Mas..?"
katanya.
"Sony, Mbak.." kataku sambil
melihat wajahnya yang ayu.
"Boleh lihat kartu
identitasnya Mas..?" katanya
lagi.
"Ini Mbak.." kataku sambil
menyerahkan KTP.
"Ok.., sekarang Mas masuk ke
ruangan test ya.. Mas jalan
aja lurus, terus belok kanan..,
nach disitu Mas masuk aja
ya..!" katanya.
Lalu aku pergi ke tempat
yang ditunjukkan oleh Mbak
itu.
Aku duduk menunggu giliran.
Ketika aku sedang menunggu,
ada beberapa cewek-cowok
yang keluar dari kamar itu
dengan kepala tertunduk.
Pasti mereka tidak lulus test..
aduh aku jadi takut dan
badanku jadi gemetar tidak
karuan.
Lalu.., "Mas Sony.." tiba-tiba
ada suara memanggil namaku.
Langsung saja aku masuk ke
ruangan test. Disitu ada 2
cewek cantik, mereka berdua
memakai baju ketat, sehingga
susu yang besar terlihat
seperti menyembul, dan di
bagian bawah mereka hanya
memakai rok mini sekitar 10
cm dari 'anu'-nya.
"Mas Sony ya..? Aduh
gantengnya. Sudah pernah
jadi model sebelumnya..?"
katanya.
"Belum pernah Mbak.. Saya
baru aja datang dari desa.."
kataku lugu.
"Ooo.. sekarang coba buka
baju dan celananya Mas ya..?"
katanya.
"Lho kok pake buka baju
segala sih Mbak..? Emangnya
Sony mau diapain..?" kataku.
"Mas mau jadi model nggak..?
Kalau mau jadi model, ya
harus nurut..! Ya.., ayo cepet
gih buka bajunya.. sini biar
kami bantu." katanya sambil
terus menuju ke arahku
untuk melepaskan bajuku,
sementara temannya yang
satunya melepaskan celanaku.
Lalu sekarang aku sudah
setengah telanjang di depan
mereka berdua yang cantik
itu. Gundukan batang
kejantananku di balik celana
dalamku terpampang dengan
jelas di depan mereka.
"Wow, besar juga ya kontol
Mas. Mas Sony udah pernah
ngeseks sebelumnya..?"
tanyanya ketika melihat
gundukan senjata kemaluanku
di balik celana dalamku.
"Belum pernah Mbak..
Emangnya kenapa sih Mbak
kok nanya yang gituan..?"
kataku sambil memandang
mereka yang kelihatannya
tertarik dengan batang
kejantananku yang lumayan
besar.
"Begini Mas, kami mencari
beberapa model yang masih
'hijau' pengalamannya.."
"Apa hubungannya Mbak jadi
model sama pengalaman.. khan
lebih banyak pengalamannya
maka semakin bagus dia
nantinya.." kataku.
"Kami hanya mencari cowok
dan cewek yang setengah
perawan begitulah.. sekarang
saya mau ngetest kontol
Mas.. ok..?" katanya sambil
terus membuka pakaiannya
satu-persatu, sementara
yang satunya mendekatiku.
Dia memeluk tubuhku,
menciumiku dan meraba-raba
tubuhku. Sementara Mbak
yang satunya sudah melepas
baju ketatnya, sehingga
susunya yang besar
tergantung bebas. Rupanya
dia tidak memakai BH. Wow..,
ukurannya besar sekali. Baru
kali ini kulihat susu sebesar
itu. Lalu dia melepas rok
mininya, dan.. ohh..,
terpampanglah bentuk
kemaluannya yang gundul dan
montok itu. Setelah itu dia
mendekatiku sambil
menggoyang-goyangkan
pinggulnya yang bulat. Aku
jadi teransang, dan akhirnya
batang kejantananku
menegang dan bertambah
besar gundukannya di celana
dalamku. Dia menggoyangkan
tubuhnya sambil menempelkan
kemaluannya ke gundukan
batang kejantananku. Ohh..,
batang kejantananku
bertambah keras saja
mendapatkan perlakuan
seperti itu.
"Mas Son, CD-nya dibuka ya..?
Kasihan yang di dalam pengen
ketemu temennya.." katanya
sambil dipelorotkannya celana
dalamku.
Seketika itu juga batang
kejantananku berdiri dengan
kokohnya bagaikan "Pedang
Nagapuspa".
"Aduh Mas.., kontolnya besar
sekali.. eehhmm.." katanya lagi
sambil mengurut batang
kemaluanku.
Akhirnya aku hanya bisa
pasrah, dia terus dengan
lembutnya mempermainkan
kemaluanku. Lalu aku disuruh
tidur telentang. Sementara
aku tidur di lantai yang
dingin, Mbak itu dengan
agresifnya terus mengulum
batang kemaluanku.
Sementara itu Mbak yang
satunya yang baru saja
selesai membuka pakaiannya,
langsung saja
mengangkangkan kakinya di
atas wajahku. Kemaluannya
yang dikelilingi bulu lebat itu
ditempelkannya di wajahku,
lalu digeser-geserkan dengan
irama lembut.
Lalu.., "Jilatin dong Mas Son..
eehhmm.." katanya memelas.
Akhirnya kudekatkan juga
kepalaku ke lembah
kemaluannya. Tercium bau
khas vagina, dan kujulurkan
lidahku menjilati kemaluannya
yang sudah basah itu. Dia
mengerang dan menggelinjang
kecil menahan nikmat. Kulihat
dia meremas sendiri buah
dadanya dan memuntir-muntir
sendiri puting susunya.
"Oh.. yess.., jilat terus Mas..,
ohh.. yess..!" katanya sambil
tangannya diangkat sebelah,
sempat terlihat olehku bulu
ketiaknya yang lebat sekali.
Mbak ini sungguh maniak
sekali.
Beberapa saat kemudian dia
meronta dengan kuat,
"Aaahh.. ohh.. yess.. aargghh..,"
lalu dia menjepit kepalaku
dengan pahanya, lalu
menekan tubuhnya ke bawah
agar kepalaku menempel lebih
kuat lagi ke vaginanya. Aku
jadi susah bernafas
dibuatnya. Dia tambah
mengerang, sementara Mbak
yang satunya masih terus
mengulum batang
jenatananku yang tambah
mengeras.
"Lagi Mas.. arghh.. sshh.. yah..
yah.. lagi.. oohh.." makin
menggila lagi dia ketika aku
mencoba mengulum klitorisnya
dan memainkannya dengan
lidahku di dalam mulut.
Aku memasukkan lidahku
sedalam-dalamnya ke dalam
lubang kemaluannya. Bau
cairan kewanitaan semakin
keras tercium. Vaginanya
benar-benar sudah basah.
Tiba-tiba dia menjambak
rambutku dengan kuat, dan
menggerakkan badannya naik
turun dengan cepat dan
kasar. Lalu dia menegang, dan
tenang. Saat itu juga aku
merasakan cairan hangat
semakin banyak mengalir
keluar dari liang
kewanitaannya. Kujilati
semuanya.
"Ohh.. God.. Bener-bener
hebat kamu Mas Son.. ahh..
ngak kuat lagi deh untuk
berdiri.. shitt..!" dia terbujur
lemas di sampingku.
Aku hanya tersenyum, lalu
Mbak yang tadi mengulum
batang kejantananku kini
mulai mengangkangkan
kakinya di atas senjataku.
Dan, "Bless.." dimasukkannya
batangku pada lubangnya
yang hangat dan sudah
basah sekali.
Dia pun mulai menggoyangkan
tubuhnya perlahan-lahan.
Pertama dengan gerakan naik
turun, lalu disusul dengan
gerakan memutar. Wah..,
Mbak ini rupanya sudah
profesional sekali. Lubangnya
kurasakan masih sangat
sempit, makanya dia juga
hanya berani gerak perlahan-
lahan tetapi teratur.
Dengan posisinya itu, Mbak
itu terlihat sangat cantik dan
seksi, buah dadanya
tergantung sangat
menantang. Aku dengan posisi
setengah duduk berusaha
untuk menghisap susunya. Dia
mengerang dan gerakannya
bertambah cepat, jariku
berusaha mencari lubang
pantatnya yang saat ini
menganga karena posisinya
yang sedang berjongkok di
atas batang kejantananku.
Dengan mudah aku
memasukkan jari tengahku ke
dalam lubang pantatnya.
Cairan dari vaginanya dan
penisku membasahi lubang
pantatnya, dan terasa
sangat licin dan lengket. Aku
mempermainkan jariku
mengikuti irama turun naik
badannya, dia terlihat
menikmati sambil melempar
kepalanya ke belakang.
Dia kemudian mengerang,
"Ooocchh.. aachh.. yess..!"
Aku mencoba memasukkan
jari kedua ke dalam lubang
pantatnya, dan berhasil
dengan mudah, lubangnya
basah dan licin sekali. Dengan
dua jari memasuki lubang
pantatnya, dan batang
kejantananku di vaginanya,
dia setengah berteriak bilang,
"Mas Son.., aku mau keluar..,
ohh.. yess..!"
Dia berhenti naik turun dan
menekan vaginanya keras-
keras ke pangkal batangku,
dan tidak lama terasa lubang
kemaluannya berdenyut
dengan keras. Dia mengerang
dengan keras sambil
memelukku dengan kuat.
Dengan pijitan vaginanya, aku
tidak dapat menahan diri dan
bilang ke dia kalau aku juga
akan keluar.
"Please.., give it to me, I want
to feel it inside me.." katanya
menjawab desahanku tadi.
Semprotan spermaku terasa
sangat kuat dan banyak
sekali. Bersamaan dengan
semprotan itu, dia bilang,
"Aku keluar lagi Mas Son..,
oocchh.. it so goodd.."
Pantatnya ditekan keras-
keras ke bawah, seakan-
akan batang kejantananku
kurang dalam memasuki
liangnya. Kedua jariku
kutekan dalam-dalam ke
lubang pantatnya sambil
digoyang-goyangkan di
dalamnya. Terasa batang
kemaluanku di dalam dibatasi
oleh dinding pantat dan
vaginanya. Dengan tetap
memeluk tubuhku, dia
merebahkan diri ke lantai
yang dingin itu. Kakinya
melingkar di pinggangku dan
penisku tetap berada di
dalam vaginanya.
Wajah, mata, dahi, hidung,
pokoknya seluruhnya habis
diciumi oleh Mbak itu sambil
berkata, "Terima kasih Mas..
Mas Sony memang perkasa."
Melihat aku sudah selesai
dengan temannya yang sudah
tertidur itu, Mbak yang
satunya mulai beraksi. Setelah
selesai membersihkan batang
kejantananku, Mbak yang
tadi tertidur langsung
menjilat batang kemaluanku
lagi. Dengan tetap
bersemangat, batang penisku
dihisap dan dimasukkan ke
dalam mulutnya.
Dengan cepat batang
kejantanku menjadi keras
lagi, dan dia berkata, "Mas
Son, please fuck me from
behind."
Dia terus membelakangiku,
dan pantat serta vaginanya
terlihat merekah dan basah.
Sebelum aku memasukkan
bnatang kemaluanku, kujilat
dulu vaginanya dan lubang
pantatnya. Tercium bau sabun
LUX di kedua lubangnya, dan
sangat bersih.
"Boleh juga nih cewek.."
kupikir.
Cairan dari vaginanya mulai
membasahi bibir kemaluannya,
ditambah dengan ludahku.
Dari ujung penisku terlihat
cairan menetes dari
lubangnya. Kuarahkan penisku
ke lubang vaginanya, dan
menekan ke dalam dengan
perlahan sambil merasakan
gesekan daging kami berdua.
Suara becek terdengar dari
penisku dan vaginanya, dan
cukup lama aku memompanya
dengan posisi ini. Dia kemudian
berdiri dan bersandar ke
dinding sambil membuka
pahanya lebar-lebar. Satu
dari kakinya diangkat ke
atas, dari bawah vaginanya
terlihat sangat merah dan
basah.
"Ayo Mas.., masukkan
kontolnya.. please now."
katanya sudah tidak sabaran.
Aku dengan senang hati
berdiri dan memasukkan
penisku ke vaginanya. Dengan
posisi ini aku bergerak
mememasuk-keluarkan
penisku.
Sambil memeluk tubuhku dan
berciuman, dia bilang, "Mas
Son aku mau keluar, kita
sama-sama Mas.. ohh.. yess..!"
Vaginanya diperkecil dan
memijat penisku, dan dengan
bersamaan kami emncapai
puncak kenikmatan itu. Aku
masih dapat juga keluar,
walaupun tadi sudah keluar
banyak sekali. Dan yang kali
ini sama enaknya.
Kami bertiga tertidur, aku
dipeluk sama dua Mbak-Mbak
yang asoy itu.
Tetapi tiba-tiba.., "Sari.. Mira..,
apa-apaan ini..? Disuruh kerja
kok malah tidur. Ayo
bangun..!" tiba-tiba suara itu
muncul.
Aku terbangun dan melihat
wanita cantik yang umurnya
mungkin diatas Mbak-Mbak
itu. Langsung saja kedua
Mbak-Mbak itu berpakaian.
Ketika aku mau berpakaian,
"Kamu anak muda.. cepet
masuk dan jangan dipakai
dulu bajunya.. kamu belum
selesai ditest.. ngerti..? Ayo
cepet masuk ke ruanganku..!"
katanya.
Setelah itu aku masuk ke
ruangannya, tante cantik itu
pamit ke kamar mandi.
Setelah menunggu sendirian di
ruang kerjanya, aku iseng-
iseng membuka album foto di
depanku. Setelah kubuka,
betapa terkejutnya diriku,
semua foto disitu membuat
batang kejantananku menjadi
naik lagi. Ada foto seorang
cewek dan cowok telanjang.
Aku takut nanti ketahuan,
maka langsung kututup album
itu. Di ruangan itu terdapat
rak-rak audio-video. Setelah
kuperiksa, ternyata ada
beberapa keping CD dan VCD.
Aku curiga dengan dua keping
VCD yang tidak ada
sampulnya. Maka, langsung
saja kumasukkan CD-nya,
terus kuputar. Saat muncul
opening scene, disitu tertulis,
"SEX Intertainment, Ltd"
"Aduh..! Pasti film biru.."
pikirku.
Dan ternyata benar, isinya
film BF, judulnya "Daun Muda".
Disitu adegan antara cewek
seusia tante-tante yang
vaginanya dimasuki penis para
perjaka muda. Terus ada juga
adegan 69, tante-tante itu
dengan rakusnya melahap
batang kemaluan para
cowok-cowok muda.
Karena teransang, aku
mengelus-elus batangb
kejantananku yang sudah
tegang. Lalu tiba-tiba
terdengar tawa kecil di
belakangku. Aku kaget, malu
dan salah tingkah, karena
tante cantik itu sudah
berada di belakangku.
Langsung saja kumatikan TV-
nya, lalu aku tertunduk malu
sambil melihat batang
kemaluanku yang mulai
mengecil.
"Kamu suka juga ya rupanya.
Aduh besar juga ya punyamu.
Kamu benar-benar cowok
yang masih hijau Sayang.."
Aku tersenyum, dan tidak
berani melihat wajahnya.
"Eee.. siapa namanya tadi..?"
katanya.
"Sony, tante.." kataku.
"Ooo.., Sony. Sony sayang,
kamu udah sering gitu juga
kan..?" katanya.
"Eee.. cuman sekali Tante,
dengan pacar Sony di
kampung." kataku.
"Satu apa dua.. hayoo ngaku
aja dech. Tadi ama pegawai
Tante kamu ngeseks juga
khan..?" katanya.
"Oh.. ya.. ya.. Sony lupa.. hee..
hee.." jawabku sambil
menatapnya.
Tante itu memakai baju
ketat, sehingga susunya yang
lebih besar dari kedua Mbak
tadi seakan memanggilku
untuk menyentuhnya. Bagian
bawahnya hanya memakai rok
super mini, sehingga kedua
kaki jenjangnya terlihat
begitu putih dan mulus.
Kemudian tante cantik itu
duduk di sebelahku. "Tante
tadi lagi buang air, tapi terus
terdengar suara TV masih
nyala. Tapi suaranya kok ah..,
uh.., ah.., uh. Terus tante intip
kamu lagi ngocok punyamu.
Kamu nggak tahu ya..?"
"Ya Tante.." kataku.
"Sony sayang, kamu benar-
benar ingin jadi model..? Apa
sih tujuanmu Sayang..?"
tanyanya.
"Sony cuman butuh uang dan
pekerjaan, Tante." kataku.
"Cuman itu, nggak ada yang
lain, Sayang..?" katanya."Ya
Tante.. cuman itu." kataku.
"Kamu mau kalau Tante suruh
apa aja..?" katanya lebih
mengorek.
"Sony akan nurut ama Tante,
asalkan Sony dapat uang,
Tante.." kataku.
"Kamu betul-betul cowok lugu
Sony sayang.. Tante akan
menolong kamu. Kamu mau
Tante ajarin sex tingkat
tinggi, Sayang..?" katanya.
"Sony akan lakukan apa yang
Tante suruh, tapi Sony ingin
tahu nama Tante dulu, khan
kita belum berkenalan tadi.."
kataku.
"Nama lengkap Tante, Juliet
atau biasa dipanggil Nyi Ringin
Ireng.." katanya.
"Kok namanya aneh Tante..
apa maksudnya nama itu..?"
tanyaku.
"Begini Syang, 'Nyi' itu 'cewek
dewasa', terus 'Ringin' itu
'pohon beringin' atau bisa
dimaksudkan 'hutan', yang
artinya bulu-bulu di tubuh
Tante, di ketek, di kemaluan,
dan lain-lain.. terus 'Ireng' itu
'hitam'. Kamu khan tahu bulu
itu warnanya hitam.. begicu
Sony, ngerti khan..?" katanya.
"Sony ngerti Tante. Oh ya,
Tante jadi nggak ngajarin
Sony ilmu sex tingkat
tinggi..?" kataku.
"Tentu Sony sayang. Tante
akan tunjukin kebisaan Tante
yang telah membuat cowok-
cowok di seluruh nusantara
ini ketagihan.."
Tangannya memegang kedua
pipiku, "Son kamu ganteng
dech.."
Lalu kupeluk dia, kucium
pipinya, lalu keningnya.
"Ayo Tante.., ajarin Sony,
bimbing Sony.., kasih tau Sony
harus gimana saja. Tante
khan juara dunia sejati. Tante
khan udah punya jam
terbang banyak. Tunjukin itu
dong Tante..!" kataku.
"Sabar Sony sayang.., Tante
akan ajarkan bagaimana
ngesex dengan benar.."
katanya seraya mencium
bibirku.
"Ayo peluk Tante, Sony
sayang..!"
Lalu aku mengangguk, terus
memeluknya dan mengelus
rambutnya yang indah itu.
Tante Juliet berdiri, dan
menghampiri rak audio, terus
dia memutar CD lagu-lagu
House.
Lalu tante kembali
menghampiriku.
"Sony sayang..," bisiknya.
"Mm.., beri Sony ilmu itu,
Tante..!"
Lalu kupeluk Tante Juliet
dengan erat.
"Apa yang harus Sony
lakukan, Tante..?" kataku.
"Sony pingin merasakan
sesuatu yang indah bersama
Tante..? Tante juga Sony
sayang, Tante ingin
merasakan batangmu itu
merobek punya Tante."
katanya sedikit bermanja.
"Sony sayang, menurut kamu
Tante masih menarik nggak
sih..?"
Aku agak bingung dan hanya
dapat mengangguk memberi
jawaban.
"Sony sayang, ayo cium bibir
Tante sayang..!"
Lalu adegan pagutan ke bibir,
leher, telinga dan tengkuk
mulai kulancarkan. Tubuh
Tante Juliet mulai bergetar.
Dengan instingku yang baru
saja dipupuk, kuraba puting
kirinya perlahan.
"Uhh, ya gitu Sayang,
teruskan..!" dengusnya.
Kurasakan debar jantungnya
meningkat. Lantas hidungku
dan mulutku mulai mengecup
bahunya yang terbuka,
karena baju atasnya kubuka
sedikit. Dia menggeliat.
"Nikmat sekali Sayang.. kamu
pinter Son..!" bisiknya sambil
matanya tetap terpejam.
Kini kedua tangannya
memegangi tanganku.
Matanya masih terpejam. Lalu
tangan Tante Juliet
memegangi tanganku.
Sekarang matanya terbuka.
Dia tersenyum. Kukecup
bibirnya lembut, lalu pipinya,
telinganya, dan tengkuknya.
"Apa lagi sekarang, Tante..?"
bisikku.
"Ayo ciumi leher Tante yang
jenjang ini Sony sayang..!"
katanya.
Lalu kucium lehernya,
kurasakan debar jantungnya
dan bunyi nafasnya yang
mengeras. Lalu tangan kirinya
diangkat untuk memegangi
tengkuknya sendiri. Saat
sekilas kutatap bagian
ketiaknya, kulihat sesuatu
yang luar biasa. Bulu ketiak
Tante Juliet ternyata lebat
sekali. Aku terkesiap. Wow..!
seperti tidak percaya melihat
bulu hitam rimbun itu
menghiasi bagian bawah
lengannya. Kuangkat tangan
kanannya. Sama lebatnya.
Wow..! Aku belum pernah
melihat bulu ketiak selebat
itu. Dengan lembut kuraba
kedua ketiak itu.
"Nggak pernah dicukur ya
Tante..?" kataku penasaran.
"Sony sayang, seorang cewek
yang bulu keteknya lebat itu
berarti nafsunya tinggi sekali
sayang.. Coba kamu rasakan
nikmatnya.." katanya.
Lalu kucium ketiak berbulu
lebat itu. Wow..! Enak e rek..!
Bau asli tubuh aduhai itu
menyergap hidungku. Bau
alami itu bertambah dengan
bulu lebat, sepanjang hampir
6-9 cm. Dari ketiak kanan,
aku pindah ke ketiak kiri.
Sama, ternyata aroma dan
sensasi bulunya yang sebelah
kiri dengan yang kanan tidak
berbeda. Aku terangsang
sekali, sehingga batang
kejantananku tambah
menegang. Dengan hidung dan
mulut di ketiak kirinya, kedua
tanganku meraba kedua
puting susunya. Keras sekali.
Kupegang lembut susunya
yang tergantung itu. Kenyal
sekali. Nafsuku semakin
berkobar.
Akhirnya baju atasnya itu
kulepas. Dan, wow..! Susunya
besar dan kencang, dengan
puting mungilnya yang
mengeras. Puting itu
berwarna kecoklatan.
"Ayo remas susu Tante, Son..!"
katanya.
Lalu kuremes pelan kedua
susunya.
"Oh yess..! Nikmat Son..,
teruskan Sayang..!"
Kuciumi lehernya, tengkuknya,
telinganya, bahunya, dan
ketiaknya sambil
mempermainkan puting dan
payudaranya.
"Tante, Sony suka ketek
berbulu lebat Tante, tetek
dan puting Tante juga, ehm.."
Tante Juliet tersenyum,
kupandangi tubuh indah itu
yang sekarang tinggal
bercelana dalam tipis.
Baru kusadar, di bawah
pusarnya tampak segitiga
warna hitam. Bentuknya mirip
celana dalam, jadi bila tante
tidak pakai celana dalam, itu
bukanlah masalah, karena
bulu-bulu kemaluannya sudah
membentuk celana dalam. Itu
pasti bulu kemaluannya yang
dia bilang seperti hutan
beringin. Aku jadi tambah
penasaran. Aku tambah
begitu bernafsu ingin tahu,
dan Tante Juliet rupanya
tahu hal itu.
"Sony sayang, kamu pingin
liat 'hutan Kalimantan'-ku
yang lain ya..?"
"Biar Sony lihat sendiri ya
Tante..?" kataku.
Lalu aku menciumi pusarnya,
dan turun ke bawah tanpa
membuka celana dalamnya,
hingga kurasakan bulu tebal
tergesek ke hidungku, hingga
jadi geli ingin bersin. Setelah
itu kusisipkan jariku ke celana
dalamnya. Kurasakan
ketebalan bulu kemaluannya
yang lebat. Aku tidak tahu
dimana klitoris dan labia
mayoranya.
"Rasakan Son, pasti kamu
tahu, ayo.. do it..!" katanya.
Berkat tuntunannya, jemariku
mulai tahu mana yang klitoris,
mana yang labia mayora.
Jemariku basah sekali karena
cairan dari vagina yang
berbulu lebat itu. Celana
dalam tante jadi basah,
sehingga semakin menempel
ke vulva, dan bulu lebat itu
makin terlihat jelas.
"Ayo sekarang buka CD
Tante.. please..! Tante udah
nggak tahan nich..!" katanya.
Lalu dipeganginya kepalaku
yang setengah plontos, lalu
digesek-gesekkan ke celana
dalamnya yang basah kuyup
dengan aroma yang khas dari
vaginanya itu.
"Stop Son.. Tante udah nggak
tahan Son..!" katanya.
Tiba-tiba dia melepas celana
dalamnya, dan
melemparkannya ke lantai.
Lalu, wow..! Luar biasa, benar
dugaanku.. bulu lebatnya
membentuk segitiga seperti
celana dalam. Lalu kunaikkan
kaki kanannya ke kursi
kerjanya. Wah..! Luar biasa.
Kelebatan bulu kemaluannya
menutupi vulva. Kusibakkan
bulu kemaluannya itu, lalu
tampaklah vulva yang
berwarna agak gelap,
kecoklatan, bukan
kemerahan, bukan coklat
muda. Aku terkesima. Kusibak
dan belai bulu kemaluannya
yang sedikit basah itu. Aku
terus memandanginya. Lalu
kuraba klitorisnya yang
menyembul keras dan agak
gelap itu.
"Ohh.. hhmm.. kamu nakal ya..!"
katanya.
Batang kemaluanku kian
menegang, kulihat ada
tetesan maniku. Aku menghela
nafas.
"Sekarang giliran batangmu
ya, Sayang..?" kata Tante
Juliet yang kemudian duduk di
kursi kerjanya itu.
Aku yang dari tadi sudah
telanjang dengan batang
kejantanan yang menegak
lalu mendekat ke tempat
Tante Juliet duduk. Tante
Juliet terkesima, terus
dipandanginya batang
kemaluanku. Tante Juliet
langsung menggenggam
batang kejantananku dengan
kedua tangannya sekaligus,
sepertinya dia mengukur
panjang batang kemaluanku.
"Wow.., Son punya kamu dua
kali genggaman tanganku.."
katanya.
Kemudian dia
menggenggamnya, tidak
terlalu keras, sesaat saja,
lalu dilepas.
"Panas sekali punyamu Son.."
bisiknya mesra.
Tidak lama kemudian, batang
kejantananku mulai dilahap
oleh Tante Juliet. Mulutnya
yang sensual itu seperti
karet, mampu mengulum
hampir seluruh batangku,
membuatku seakan-akan
terlempar ke langit ke-7
merasakan kenikmatan yang
tiada taranya. Dengan
ganasnya, mulut Tante Juliet
menyedoti penisku, seakan-
akan ingin menelan habis
seluruh isi batangku. Tubuhku
terguncang-guncang
dibuatnya. Dan Tante Juliet
nan rupawan itu masih
menyedot dan menghisap
batang kejantananku
tersebut. Belum puas dengan
yang itu, Tante Juliet mulai
menaik-turunkan kepalanya,
membuat penisku hampir
keluar setengahnya dari
dalam mulutnya, tetapi
kemudian masuk lagi. Begitu
terus berulang-ulang dan
bertambah cepat. Gesekan-
gesekan yang terjadi antara
permukaan penisku dengan
dinding mulut Tante Juliet
membuatku hampir mencapai
klimaks untuk kedua kalinya.
Apalagi ditambah dengan
permainan mulut Tante Juliet
yang semakin bertambah
ganasnya. Beberapa kali aku
mendesah-desah.
"Ohh.. yess.. Tante sungguh
hebatt.. ohh.. Tante udah ya..
Sony nggak tahan nich..!"
kataku.
Kami menuju sofa, terus
duduk berdua berhadapan
telanjang. Terus kucium
bibirnya, pipinya, dan
keningnya. Terus dia berdiri.
"Mau kemana Tante..?"
tanyaku.
"Ambil minuman Sayang..,
tenggorokanku kering habis
ngemut punyamu.."
Tante Juliet berjalan menuju
kulkas, mengambil botol besar
Coca-Cola. Aku sangat
teransang sekali sewaktu dia
berjalan membelakangiku. Dia
berjalan dengan
menggoyangkan pinggulnya
sambil kedua tangannya
diangkat ke atas, sehingga
kedua ketiaknya yang lebat
itu terlihat samar. Ohh..
pantatnya yang bulat dan
besar itu seakan membuatku
jadi salah tingkah, sehingga
kemaluanku bangun lagi. Lalu
saat dia kembali ke sofa,
terlihatlah sekarang dengan
jelas bulu ketiaknya dan bulu
kemaluannya yang lebat itu,
dan lagi susunya yang besar
itu, ohh..
Lalu kami minum bergantian
dari botol yang sama.
Kemudian bersandar ke sofa,
sama-sama diam.
"Gimana Tante, udah segar
sekarang..?" tanyaku.
"Ya dong Sayang.. aduhh..
punya kamu koq kecil lagi..?"
katanya sambil mengelus
kemaluanku, dan aku hanya
tersenyum.
"Sony sayang, jilatin punya
Tante dong Sayang..!"
katanya sambil terus berdiri
di depanku.
Lalu kucium paha kanannya,
lalu kiri, lalu kanan, lalu kiri
lagi, lalu pusarnya.
"Ohh.. yeess.. teruskan
Sayang.. ohh.. sedepp.. ahh..!"
katanya.
Karena nafsunya, akhirnya
Tante dengan tidak sabar
langsung menarik kepalaku
dan wajahku ditempelkannya
ke bibir kemaluannya yang
penuh dengan bulu lebat itu.
Kunaik-turunkan lidahku di
vagina yang lebat bulu itu.
Lantas dia mengangkat satu
kakinya di sofa.
"Ayo jilat lebih dalam Sony
sayang..!" katanya.
Dengan lembut kugesekkan
lidahku ke klitorisnya, lalu
labia mayoranya. Aku
merasakan begitu banyak
cairan yang keluar.
"Ayo sayang sedot cairan
Tante.. ohh.. yeess..!" katanya
sambil mendesis.
Lalu langsung saja aku
menyedotnya, "Slurping..,
lumayan juga ya Tante.. segar
juga.."
Mungkin inilah jamunya
seorang pria, cairan vagina
wanita lajang yang masih
virgin. Tante Juliet tidak
tahan dengan perlakuanku,
badannya terutama kakinya
sampai gemetar bagai
terkena setrum, lalu dia
duduk di sofa dengan kakinya
dibukanya lebar-lebar.
"Ayo sayang, bikin Tante
keluar.. ohh.. yess..!" katanya.
Kepalaku menyeruak masuk
ke dalam, terus kedua
kakinya kuangkat, sehingga
terkuaklah bagian bibir
kemaluannya. Kujulurkan
lidahku ke liang senggamanya
yang basah itu. Kujilat..,
lepas.., jilat.., lepas..,
kudiamkan, berulang-ulang,
Tante Juliet jadi gemas
dibuatnya.
"Ayo dong Sayang. Kamu
jahat deh.., Son. Tante udah
nggak tahan nich..!" katanya.
"Ya Tante, maafkan Sony.."
kataku.
"Ayo Son, tunggu apa lagi..
cepet bikin Tante keluar..!"
katanya sambil mendesis lagi.
Dengan kedua jempolnya,
tante merentangkan bibir
vaginanya agar lebih terbuka.
Merah tua kecoklatan dan
mengkilat basah terlihat jelas
warna vaginanya. Klitorisnya
mengeras, seperti biji kacang
garing cap "Garuda".. ini
kacangku.
Lalu dengan lembut
kutempelkan ujung lidahku ke
klitorisnya yang mulai keras
itu. Terus kulanjutkan dengan
ilmu jilatan ala Shaolin seperti
yang diajarkan Tante Juliet.
"Ahh.. yess.., nikmat.., terus
dong Sayang..!" katanya.
Sekarang lidahku mulai
bermain dengan kecepatan
350 km/jam.. Klitoris itu
kujilati terus.. terus.. dan
terus.. Hingga tubuh tante
bergetar hebat. Lidahku
terus menjelajah ke labia
mayora, sampai banjir
permukaan vaginanya.
"Ouhh.. yess.. Son.. kamu
pintar deh.." katanya.
Lalu aku sekarang duduk di
sofa dan tante langsung
jongkok di depanku dan
menyuruhku membuka kaki
lebar-lebar. Batang
kejantananku yang sudah
tegang itu tepat berada di
depan wajahnya. Lalu dia
mulai menjilati kakiku, mulai
dari jempol kakiku dan yang
lainnya. Dia naik ke betisku
yang berbulu lebat, persis
hutan di Kalimantan. Ohh.. lalu
naik lagi ke pahaku, dielusnya
dan dijilatinya, ohh.. setelah
itu dia berpindah ke lubang
anusku. Diciumnya, dijilatinya
dan ohh.. dimasukkannya jari
tengahnya ke lubang anusku.
Ohh.. nikmatnya. Lalu dia mulai
mengelus-elus batang
kemaluanku dan tangan
satunya memijit-mijit 'my
twins egg'-ku. Aahh.. aku
mengerang kenikmatan.
Kemudian dia memasukkan
batang kejantananku ke
mulutnya, dia hisap batang
penisku, terus diemut-
emutnya. Dia gerakkan
kepalanya naik-turun dengan
batang kemaluanku masih
berada di dalam mulutnya.
Terasa ujung kepala
kemaluanku menyentuh
tenggorokannya dan masih
terus dia tekan. Semua
batang kejantananku ditelan
oleh Tante Juliet, lidahnya
menjilat bagian bawah penisku
dan bibirnya dibesar-kecilkan.
Sebuah rasa yang tidak
pernah kubayangkan. Batang
kemaluanku kemudian
dikeluar-masukkan, tetapi
tetap masuk seluruhnya ke
tenggorokannya.
Setelah beberapa lama dihisap
dan dikeluar-masukkan sambil
tangan yang satu memeras
biji kemaluanku dan tangan
yang satu lagi dimasukkannya
ke dalam lubang pantatku,
terasa aku sudah mau keluar,
dan kubilang sama Tante
Juliet, "Tante.. Sony mau
keluar.. ohh.."
Dikeluarkannya batang
penisku dan bilang, "Go on
come in my mouth. I want to
taste and drink your cum,
Sony.. hhmm..!"
Batangku dimasukkannya lagi,
dan sekarang dia
memasukkan dengan lebih
dalam dan dihisap lebih keras
lagi.
Setelah beberapa kali keluar
masuk, cairanku keluar di
dalam mulut tante, dan
langsung ke dalam
tenggorokannya, terasa
tengorokannya mengecil dan
jari di lubang pantatku lebih
ditekan ke dalam lagi, sampai
semuanya masuk. Aku benar-
benar merasakan enak yang
sulit dikatakan. Perlahan-
lahan dikeluarkannya batang
kemaluanku.
"Punya kamu enak Sony
sayang.. Tante suka..!"
katanya.
Lalu kuangkat tubuh Tante
Juliet ke lantai, dan
kubaringkan. Perlahan kubuka
pahanya lebar-lebar. Liang
senggamanya yang tertutup
bulu lebat itu mungkin sudah
terbuka agak lebar, habis
pandanganku tertutup bulu
yang lebat itu.
"Tante, Sony udah nggak
tahan nich..!" kataku
memohon.
"Sabar dong Sayang.. biar
Tante yang memasukkan
batangmu, ya..?" katanya.
Lalu tangan tante memegang
penisku, dan membimbingnya
ke lubang kenikmatannya.
"Tekan disini Son.. pelan-pelan
yaa..!"
Lalu dengan hati-hati dia
membantuku memasukkan
penisku ke dalam liang
senggamanya. Belum sampai
setengah bagian yang masuk,
dia sudah menjerit kesakitan.
"Aaa.. sabar Sayang.. oohh..
pelan-pelan Son..!" tangan
kirinya masih menggenggam
batang kejantananku,
menahan laju masuknya agar
tidak terlalu keras,
sementara tangan kanannya
meremas-remas rambutku.
Aku merasakan batang
kejantananku diurut-urut di
dalam liang kewanitaannya.
Aku berusaha untuk
memasukkan lebih dalam lagi,
tetapi tangan tante membuat
panisku susah untuk
memasukkan lebih dalam lagi.
Aku menarik tangannya dari
batang penisku, lalu kupegang
erat-erat pinggulnya.
Kemudian kudorong batang
kejantananku masuk sedikit
lagi, "Ohh.. yeess.. ohh.. sshh..
aachh.. ohh.. Sayang..!" kembali
tante mengerang dan
meronta.
Aku juga merasakan
kenikmatan yang luar biasa,
tidak sabar lagi kupegang
erat-erat pinggulnya supaya
dia berhenti meronta. Lalu
kudorong sekuatnya
batangku ke dalam lagi.
Kembali tante menjerit dan
meronta dengan buasnya.
Aku berhenti sejenak,
menunggunya tenang dulu,
lalu, "Lho koq berhenti.., ayo
goyang lagi donk Son..!"
katanya.
Lalu aku menggoyangkan
penisku keluar masuk di
dalam vaginanya. Tante terus
membimbingku dengan
menggerakkan pinggulnya
seirama dengan goyanganku.
Lama juga kami bertahan
diposisi seperti itu. Kulihat dia
hanya mendesis sambil
memejamkan mata, menikmati
irama permainan kami.
Tiba-tiba kurasakan bibir
kemaluannya menjepit penisku
dengan sangat kuat, tubuh
tante mulai menggelinjang,
nafasnya mulai tidak karuan,
dan tangannya meremas-
remas payudaranya sendiri.
"Ohh.. ohh.. Sayang.., Tante
udah mo keluar nich.. sshh..
aahh.." katanya dengan
goyangan pinggulnya
sekarang sudah semakin tidak
beraturan, "Kamu kuat sekali
Sayang..!" sambungnya.
Aku semakin mempercepat
goyanganku.
"Aaahh.. Tante.. keluar Son..,
ohh.. endangg..!" dia
mengelinjang dengan hebat,
kurasakan cairan hangat
keluar membasahi pahaku.Aku
semakin bersemangat
menggenjot.
Aku juga merasakan bahwa
aku akan keluar tidak lama
lagi, dan akhirnya, "Ahh..
sshh.. ohh..!" kusemprotkan
cairanku ke dalam liang
kenikmatannya.
Lalu kucabut batang
kemaluanku dan terduduk
lemas di lantai.
"Kamu hebat Sayang.. udah
lama Tante nggak pernah
klimaks.. oohh..!" katanya
girang.
"Ohh.. Sony cape' Tante..,
udah tiga kali baginian.. uhh..!"
Tante kemudian ke kamar
mandi untuk membersihkan
tubuhnya. Sehabis tante dari
kamar mandi, dia menuju ke
arahku lagi dan membersihkan
batang kejantananku dengan
lap.
Sambil membersihkan penisku,
dia berkata, "Son.., kamu
belum selesai ditest.. sekarang
kamu kerjain Tante dari
belakang ya..?" katanya.
Dia terus membelakangiku dan
pantat serta vaginanya
terlihat merekah dan basah,
tetapi bekas-bekas spermaku
sudah tidak ada.
Sebelum kumasukkan batang
kejantananku, kujilat dulu
kemaluannya dan lubang
pantatnya. Tercium bau sabun
di kedua lubangnya, dan
sangat bersih. Cairan dari
vaginanya mulai membasahi
bibir kemaluannya, ditambah
dengan ludahku. Dari ujung
penisku terlihat cairan
menetes dari lubangnya.
Kuarahkan batang penisku ke
lubang vaginanya, dan
menekan ke dalam dengan
pelan sambil merasakan
gesekan daging kami berdua.
Suara becek terdengar dari
kemaluan kami berdua, dan
cukup lama aku memompanya
dengan posisi ini.
Tante kemudian berdiri dan
bersandar ke dinding sambil
membuka pahanya lebar-
lebar. Satu dari kakinya
diangkat ke atas. Dari bawah,
vaginanya terlihat sangat
merah dan basah.
"Ayo.., masukin lagi sekarang,
Son..!"
Aku dengan senang hati
berdiri dan memasukkan
batang penisku ke lubang
vaginanya. Dengan posisi ini
aku mengeluar-masukkan
kejantananku lebih
bersemangat. Setiap kali aku
mendorong batang
kejantananku ke liang
senggamanya, badan tante
membentur dinding.
Sambil memeluk tubuhku dan
berciuman, dia berkata, "Son..,
Tante mo keluar nich..!"
Lalu bibir vaginanya diperkecil
dan memijat batang penisku.
Kami keluar bersamaan, aku
masih bisa juga keluar
walaupun tadi sudah keluar
dua kali. Dan yang kali ini
sama enaknya dengan yang
sebelumnya.
"Sony.., kamu benar-benar
hebat.. kamu lulus Sayang..!"
katanya sambil memeluk dan
mencium bibirku.
Terus kami berdua mandi
untuk membersihkan badan
kami.
Nah.., mulai sejak itu, aku
menjadi seorang gigolo yang
kerjanya hanya memuaskan
cewek-cewek kaya yang
butuh kepuasan.
lainnya dari
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment